KRISIS EKONOMI GLOBAL DAN DAMPAKNYA
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun oleh:
Annisa Cholil
B200120192 / B
Abstrak
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas
secara teoritis krisis ekonomi global, penyebab dan akiat dari krisi ekonomi
global di Indonesia dan solusi terbik apa saja yang perlu diambil pemerintah
untuk mengatasi krisis globa yang terjadi. Makalah ini mengambil kasus pada
krisis ekonomi yang bermula di Amerika Serikat yang diawali pada tanggal 15
September 2008 dan mulai tersebar dan terihat dampaknya pada perekomian di dunia
dan termasuk di Indonesia.
A. LATAR
BELAKANG
Krisis ekonomi global diawali pada 15
September 2008 yang menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat,
kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau
bank keungan senior terbesar ke 4 di Amerika Serikat menjadi awal dari krisis
keuangan di negara yang mengagungkan sistem kapitalis tanpa batas. Tak ada yang
menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitali dunia akan runtuh. Apa
yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat tersebar keseluruh dunia. Setelah
informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham
Iberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea
Selatan, dan dan negara lain mengalami penurunan drastis. Bursa Efek Indonesia
(BEI) bahkan harus disupend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun
kelihatan panic dalam menyikapi permasalahan ini. Permasalahan ini menandai
fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global di Indonesia.
Krisis ekonomi global ini adalah salah
satu dilemma yang sedang dihadapi Indoesia sejak dulu hingga sekarang. Krisis
ini merupakan dinamika kehidupan ekonomi, kadang system ekonomi dunia naik
kadang system ekonomi dunia merosot drastis. In menyebabkan gejolak besar bagi
kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Akibat langsung
dari krisis ekonomi di Indonesia adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di
Indonesia. Harga kebutuhan pokok yang sebelumnya saja sudah menyulitkan
masayarakat kini semakin menekan sektor-sektor usaha yang menyediakan kebutuhan
tersebut. Misalnya saja petani yang menyediakan sayur mayor mulai kesulitan
mencari pupuk yang murah, dan padi yang tumbuh pun kualitasnya menjadi buruk
sehingga pasokan beras terbatas yang menyebabkan harga beras terus melonjak
naik
B.
KERANGKA TEORI
1.
Pengertian Krisis Ekonomi Global
Krisis
ekonomi global adalah peristiwa dimana seluruh sector ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan atau degresi dan
mempengaruhi sector lainnya di seluruh dunia. Ini dapat dilihat bahwa negara
adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan
besar dari sector ekonominya.
Krisis
ekonomi yang tengah terjadi di Amerika Serikat sudah terlihat tanda-tandanya
beberapa waktu yang lalu, tetapi baru dianggap serius oleh pemerintah Indonesia
saat ISHG di BEI turun tajam dan mengharuskan pemerintah menghentikan kegiatan
di pasar bursa modal beberapa hari.
2.
Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Global
Ada eberapa kasus yang dianggap sebagai penyebab
terjadinya krisis saat ini, antara lain:
1. Penumpukan
hutang nasional hingga mencapai 8,98 trilyun dollar AS sedangkan PBD hanya 13
trilyun dollar AS
2. Terdapat
program pengurangan pajak pengurangan pajak korporasi sebesar 1,35 trilyun
dollar AS.
3. Pembengkakan
biaya perang Irak dan Afganistan
4. CFTC
(Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas kauangan tidak
mengawasi ICE (Inter Continental Commision) sebuah badan yang melakukan
aktifitas perdagangan berjangka, dimana ICE trut berperan mendongkrak harga
minyak hingga USD 100/barrels.
5. Subprime
Mortgage : kerugian surat berharga property
3.
Dampak Krisis Ekonomi Global Pada Negara-Negara Di Dunia
Pemilik surat utang Subrime Mortage
bukan hanya perbankan di Amerika Serikat,tetapi juga perbankan di Australia,
Cina, India, dan negara-negara lainnya. Dampaknya harga saham perbankan
diseluruh dunia jatuh. Hal ini meyulut kekhawatiran para pelaku pasar, karena
bermasalahnya bank akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian.
Peraturan Bank Indonesia tidak
memungkinkan perbankan membeli surat utang berperingkat rendah, sehingga
perbankan Indonesia tidak memiliki surat utang Subrime Mortage. Akan tetapi
karena harga saham perbankan dinegara tetangga jatuh, investor asing juga
menjual saham perbankan dan non perbankan melakukan aksi jual. Inilah yang menyebabkan
harga saham turun, imbas hasil obligasi naik dan kurs rupiah melemah.
4.
Dampak Krisis Ekonomi Global Bagi Indonesia
Krisis ekonomi global yang sedang
dialami beberapa negara besar di dunia secara tidak langsung mempengaruhi
perekonomian di Indonesia.
1. Melemahnya
nilai tukar rupiah
Akibat
krisis di Amerika, nilai tukar rupiah di Indonesia melemah. Di pasar antar bank
melemahnya rupiah yang terjadi saat ini masih ejalan dengan beberapa mata uang
lainnya. Berbeda dengan kriis 1997, BI juga mengetahui pencatatan valas
perbankan bank. BI juga tetap waspada dan terus menjaga agar tidak terjadi
pergerakan gejolak yang terlalu besar. BI sebagai bank sentral meminta paar
tidak panic menghadapi ituasi saat ini. Bank sentral akan terus menerus
memantau perkembangan ekonomi global dan beusaha agar dampaknya bisa seminimal
mungkin.
2. Jatuhnya
bursa saham
Dampak lain yang terjadi akibat krisis
moneter di Amerika Serikat adalahnya jatuhnya bursa saam yang terjadi dalam
pertengahan 2008. Para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan kriis ini
menjelma menjadi krisis ekonomi berupa ambrknya perbanan dan sector riil. Namun
untuk meningkatkan kepercayaan pelau pasar, pemerintah sebaiknya fokus menjaga
daya beli masayarakat.
Para ahli menilai tingkat krisis yang
dihadapi Indonesia sangat berbeda dengan Amerika Serikat, Eropa, dan negara
maju lainnya. Di Amerika krisis telah mauk kesemua factor, mulai dari pasar
modal, perbankan dan sector riil. Namun di Indonesia krisis hanya terjadi di
pasar modal dan tidak mudah bertranmisi ke setor lain.
3. Bidang
ketenagakerjaan
Krisis ekonomi
sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya tenaga kerja.
Departemen
ketenagakerjaan mengumumkan jumlah pengangguran lebih tinggi dari prediksi yang
diakibatkan oleh krisis. Jumlah ini meningkat akibat pemutusan hubungan kerja
(PHK) ribuan tenaga kerja.
4. Menurunnya
daya beli masyarakat
Krisis ekonomi global berdampak pada
ekonomi Indonesia, karena banyak kebutuhan dalam negeri yang masih mengandalkan
impor dari negara lain. Dampak dari itu adalah harga menjadi mahal sehingga
inflansi tinggi dan daya beli masyarakat menurun. Akibatnya makin banyak rakyat
yang miskin dan menambahnya pengangguran.
5. Beberapa
Solusi Mengatasi Krisis Ekonomi Global Oleh Pemerintah Republi Indonesia
Presiden
menegaskan 10 langkah yang harus ditempu semua pihak untk menghadapi krisis
keuangan yang terjadi sehingga tidak berdampak buruk terhadap pembangunan
nasional.
1. Presiden
mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa
optimism dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjaga kepercayaan
masyarakat.
2. Pertubuhan
ekonomi harus tetap dipertahankan antara lain dengan teru mencari peluang
ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian omestik.
3. Optimalisasi
APBN untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatkan social safety net
dengan dengan sejmlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi
penangannan kemikinan, ketersediaan listrik serta panan dan BBM.
4. Kalangan
usaha dunia diajak untuk tetap mendorong sector riil dapat bergerak. Bila itu
dapat dilakuan maka pajak dan penerimaan negara dan tenaga kerja dapat terjaga.
5. Semua
pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan
mengembangkan pasar di negara-negara tetanga di kawasan Asia yang tidak secara
langung terkena pengaruh krisis keuangan.
6. Menggalakkan
kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestic akan bertambah
kuat.
7. Penguatan
kerjasama lintas sector antara emerintah, Bank Indonesia, dunia perbankan serta
sector swasta.
8. Semua
kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego sentries dan memandang remeh
masalah yang dihadapi.
9. Memiliki
pandangan politik yang non partisipan serta mengedepankan kepentingan rakyat
diatas kepentingan pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
10. Presiden
meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat.
C. KESIMPULAN
Krisis ekonomi global merupakan
peristiwa dimana seluruh sector ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan
mempengaruhi sector lainnya di seluruh dunia. Kriis ekonomi global terjadi
karena permasalahan ekonomi pasar seluruh dunia tidak dapat dielkkan karena
kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sector yang
terkena imbasan krisis ekonomi global adalah seluruh sector bidang kehidupan.
Namun yang paling tampak gejalanya adalah ekor bidang ekonomi dari yang
terkecil hingga yang terbesar.
Pada awalnya krisis hanya sebatas
melanda negara Amerika Seikat, Eropa dan negara-negara yang bergabung di Uni
Eropa. Namun, aliran gelombang krisis yang keras ternyata sampai pada awasan
Asia. Para investor yang menanamkan modalnya pada sector non riil mulai menarik
kembali danadana mereka yang tertanam di bursa. Penerikan dana dengan dominasi
mata uang aing oleh invetor di berbagai kawasan Asia tujuannya adalah menutupi
kerugian-kerugian keuangan yang tengah melanda negara-negara investor.
Cara mengatasi permasalahan krisis
ekonomi bagi masayarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan
bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk
lebih sigap dalam situasi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Nezky, M. 2013. Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Bursa Saham Dan
Perdagangan Indonesia.
Ajija, Shochrul, 2011, et.al. ´Cara
Cerdas Menguasai Eviews´. Salemba
Empat.
Allen, Franklin, 2001, ‘Financial
Structure and Financial Crisis’. Wharton School, University of Pennsylvania, International Review of
Finance.
Bilmeier dan Bonatot, 2002, ‘Exchange
Rate Pass-Through and Monetary Policy in Croatia’
Bappenas, 2009, ‘Kebijakan Nasional
Dalam Mencegah dan Mengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global’, Buku
Pegangan, 2009.
Crockett, Andrew, 1997, ‘Why is
Financial Stability a Goal of Public Policy’, In Maintaining Financial Stability in a Goal Economy, A Symposium
Sponsored by The Federal Reserve Bank of
Kansas City, Jackson Hole, Wyoming.
Eichengreen, Barry dan Richard Portes,
1987, ‘The Antomy of Financial Crises’, Working Paper No. 2126. National Bureau of Economics
Research, Cambridge.
Enders, Walter, 2003, ‘Applied
Econometric Time Series’, Iowa State University.
Fang, Wenshwo, Yihao Lai, dan Henry
Thompson, 2007, ‘Exchange Rate, Exchange Risk, and Asian Export Revenue’, International Review
of Economics and Finance 16 : 237-254.
Fang, Wenshwo, Yihao Lai, dan Stephen M
Miller, 2009, ‘Does Exchange Rate Risk Affect
Exports Asymmetrically?’, Journal of International Money and Finance 28:
215-239.
Nachrowi, D
Nachrowi., dan Hardius
Usman, 2006, ‘Pendekatan
Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan’, Depok, LP FE UI.
Sims, C. A., 1980, Macroeconomics and
reality, Econometrica, 48(1):1-48.
Zhang, Wenlang, Zhiwei Zhang, dan
Gaofeng Han, 2010, ‘How Does the US Credit Crisis Affect The Asia Pasific Economies?Analysis Based on
A General Equilibrium Model’, Journal of
Asian Economics 21 : 280-292.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar