Selasa, 19 Januari 2016

KRISIS EKONOMI GLOBAL DAN DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA

Disusun oleh:
Annisa Cholil                
B200120192 / B

Abstrak

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas secara teoritis krisis ekonomi global, penyebab dan akiat dari krisi ekonomi global di Indonesia dan solusi terbik apa saja yang perlu diambil pemerintah untuk mengatasi krisis globa yang terjadi. Makalah ini mengambil kasus pada krisis ekonomi yang bermula di Amerika Serikat yang diawali pada tanggal 15 September 2008 dan mulai tersebar dan terihat dampaknya pada perekomian di dunia dan termasuk di Indonesia.


A.    LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi global diawali pada 15 September 2008 yang menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat, kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keungan senior terbesar ke 4 di Amerika Serikat menjadi awal dari krisis keuangan di negara yang mengagungkan sistem kapitalis tanpa batas. Tak ada yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitali dunia akan runtuh. Apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat tersebar keseluruh dunia. Setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham Iberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan dan negara lain mengalami penurunan drastis. Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus disupend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panic dalam menyikapi permasalahan ini. Permasalahan ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global di Indonesia.
Krisis ekonomi global ini adalah salah satu dilemma yang sedang dihadapi Indoesia sejak dulu hingga sekarang. Krisis ini merupakan dinamika kehidupan ekonomi, kadang system ekonomi dunia naik kadang system ekonomi dunia merosot drastis. In menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Akibat langsung dari krisis ekonomi di Indonesia adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Harga kebutuhan pokok yang sebelumnya saja sudah menyulitkan masayarakat kini semakin menekan sektor-sektor usaha yang menyediakan kebutuhan tersebut. Misalnya saja petani yang menyediakan sayur mayor mulai kesulitan mencari pupuk yang murah, dan padi yang tumbuh pun kualitasnya menjadi buruk sehingga pasokan beras terbatas yang menyebabkan harga beras terus melonjak naik



B. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi global adalah peristiwa dimana seluruh sector ekonomi pasar dunia   mengalami keruntuhan atau degresi dan mempengaruhi sector lainnya di seluruh dunia. Ini dapat dilihat bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sector ekonominya.
Krisis ekonomi yang tengah terjadi di Amerika Serikat sudah terlihat tanda-tandanya beberapa waktu yang lalu, tetapi baru dianggap serius oleh pemerintah Indonesia saat ISHG di BEI turun tajam dan mengharuskan pemerintah menghentikan kegiatan di pasar bursa modal beberapa hari.

2. Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Global
            Ada eberapa kasus yang dianggap sebagai penyebab terjadinya krisis saat ini, antara lain:
1.      Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8,98 trilyun dollar AS sedangkan PBD hanya 13 trilyun dollar AS
2.      Terdapat program pengurangan pajak pengurangan pajak korporasi sebesar 1,35 trilyun dollar AS.
3.      Pembengkakan biaya perang Irak dan Afganistan
4.      CFTC (Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas kauangan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Commision) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangka, dimana ICE trut berperan mendongkrak harga minyak hingga USD 100/barrels.
5.      Subprime Mortgage : kerugian surat berharga property

3. Dampak Krisis Ekonomi Global Pada Negara-Negara Di Dunia
Pemilik surat utang Subrime Mortage bukan hanya perbankan di Amerika Serikat,tetapi juga perbankan di Australia, Cina, India, dan negara-negara lainnya. Dampaknya harga saham perbankan diseluruh dunia jatuh. Hal ini meyulut kekhawatiran para pelaku pasar, karena bermasalahnya bank akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian.
            Peraturan Bank Indonesia tidak memungkinkan perbankan membeli surat utang berperingkat rendah, sehingga perbankan Indonesia tidak memiliki surat utang Subrime Mortage. Akan tetapi karena harga saham perbankan dinegara tetangga jatuh, investor asing juga menjual saham perbankan dan non perbankan melakukan aksi jual. Inilah yang menyebabkan harga saham turun, imbas hasil obligasi naik dan kurs rupiah melemah.

4. Dampak Krisis Ekonomi Global Bagi Indonesia
            Krisis ekonomi global yang sedang dialami beberapa negara besar di dunia secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
1.      Melemahnya nilai tukar rupiah
Akibat krisis di Amerika, nilai tukar rupiah di Indonesia melemah. Di pasar antar bank melemahnya rupiah yang terjadi saat ini masih ejalan dengan beberapa mata uang lainnya. Berbeda dengan kriis 1997, BI juga mengetahui pencatatan valas perbankan bank. BI juga tetap waspada dan terus menjaga agar tidak terjadi pergerakan gejolak yang terlalu besar. BI sebagai bank sentral meminta paar tidak panic menghadapi ituasi saat ini. Bank sentral akan terus menerus memantau perkembangan ekonomi global dan beusaha agar dampaknya bisa seminimal mungkin.
2.      Jatuhnya bursa saham
Dampak lain yang terjadi akibat krisis moneter di Amerika Serikat adalahnya jatuhnya bursa saam yang terjadi dalam pertengahan 2008. Para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan kriis ini menjelma menjadi krisis ekonomi berupa ambrknya perbanan dan sector riil. Namun untuk meningkatkan kepercayaan pelau pasar, pemerintah sebaiknya fokus menjaga daya beli masayarakat.
Para ahli menilai tingkat krisis yang dihadapi Indonesia sangat berbeda dengan Amerika Serikat, Eropa, dan negara maju lainnya. Di Amerika krisis telah mauk kesemua factor, mulai dari pasar modal, perbankan dan sector riil. Namun di Indonesia krisis hanya terjadi di pasar modal dan tidak mudah bertranmisi ke setor lain.
3.      Bidang ketenagakerjaan
Krisis ekonomi sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya tenaga kerja.
Departemen ketenagakerjaan mengumumkan jumlah pengangguran lebih tinggi dari prediksi yang diakibatkan oleh krisis. Jumlah ini meningkat akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan tenaga kerja.
4.      Menurunnya daya beli masyarakat
Krisis ekonomi global berdampak pada ekonomi Indonesia, karena banyak kebutuhan dalam negeri yang masih mengandalkan impor dari negara lain. Dampak dari itu adalah harga menjadi mahal sehingga inflansi tinggi dan daya beli masyarakat menurun. Akibatnya makin banyak rakyat yang miskin dan menambahnya pengangguran.

5.       Beberapa  Solusi Mengatasi Krisis Ekonomi Global Oleh Pemerintah Republi Indonesia
Presiden menegaskan 10 langkah yang harus ditempu semua pihak untk menghadapi krisis keuangan yang terjadi sehingga tidak berdampak buruk terhadap pembangunan nasional.
1.      Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa optimism dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjaga kepercayaan masyarakat.
2.      Pertubuhan ekonomi harus tetap dipertahankan antara lain dengan teru mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian omestik.
3.      Optimalisasi APBN untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatkan social safety net dengan dengan sejmlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penangannan kemikinan, ketersediaan listrik serta panan dan BBM.
4.      Kalangan usaha dunia diajak untuk tetap mendorong sector riil dapat bergerak. Bila itu dapat dilakuan maka pajak dan penerimaan negara dan tenaga kerja dapat terjaga.
5.      Semua pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan mengembangkan pasar di negara-negara tetanga di kawasan Asia yang tidak secara langung terkena pengaruh krisis keuangan.
6.      Menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestic akan bertambah kuat.
7.      Penguatan kerjasama lintas sector antara emerintah, Bank Indonesia, dunia perbankan serta sector swasta.
8.      Semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego sentries dan memandang remeh masalah yang dihadapi.
9.      Memiliki pandangan politik yang non partisipan serta mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
10.  Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat.

C.     KESIMPULAN
Krisis ekonomi global merupakan peristiwa dimana seluruh sector ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sector lainnya di seluruh dunia. Kriis ekonomi global terjadi karena permasalahan ekonomi pasar seluruh dunia tidak dapat dielkkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sector yang terkena imbasan krisis ekonomi global adalah seluruh sector bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya adalah ekor bidang ekonomi dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Pada awalnya krisis hanya sebatas melanda negara Amerika Seikat, Eropa dan negara-negara yang bergabung di Uni Eropa. Namun, aliran gelombang krisis yang keras ternyata sampai pada awasan Asia. Para investor yang menanamkan modalnya pada sector non riil mulai menarik kembali danadana mereka yang tertanam di bursa. Penerikan dana dengan dominasi mata uang aing oleh invetor di berbagai kawasan Asia tujuannya adalah menutupi kerugian-kerugian keuangan yang tengah melanda negara-negara investor.
Cara mengatasi permasalahan krisis ekonomi bagi masayarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.















DAFTAR PUSTAKA

Nezky, M. 2013. Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Bursa Saham Dan Perdagangan Indonesia.

Ajija, Shochrul, 2011, et.al. ´Cara Cerdas Menguasai Eviews´. Salemba
Empat.

Allen, Franklin, 2001, ‘Financial Structure and Financial Crisis’. Wharton School, University of  Pennsylvania, International Review of Finance.

Bilmeier dan Bonatot, 2002, ‘Exchange Rate Pass-Through and Monetary Policy in Croatia’

Bappenas, 2009, ‘Kebijakan Nasional Dalam Mencegah dan Mengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global’, Buku Pegangan, 2009.

Crockett, Andrew, 1997, ‘Why is Financial Stability a Goal of Public Policy’, In Maintaining  Financial Stability in a Goal Economy, A Symposium Sponsored by The Federal Reserve Bank  of Kansas City, Jackson Hole, Wyoming.

Eichengreen, Barry dan Richard Portes, 1987, ‘The Antomy of Financial Crises’, Working Paper  No. 2126. National Bureau of Economics Research, Cambridge.

Enders, Walter, 2003, ‘Applied Econometric Time Series’, Iowa State University.
Fang, Wenshwo, Yihao Lai, dan Henry Thompson, 2007, ‘Exchange Rate, Exchange Risk, and  Asian Export Revenue’, International Review of Economics and Finance 16 : 237-254.

Fang, Wenshwo, Yihao Lai, dan Stephen M Miller, 2009, ‘Does Exchange Rate Risk Affect  Exports Asymmetrically?’, Journal of International Money and Finance 28: 215-239.

Nachrowi,  D  Nachrowi.,  dan  Hardius  Usman,  2006,  ‘Pendekatan  Populer  dan  Praktis  Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan’, Depok, LP FE UI.
Sims, C. A., 1980, Macroeconomics and reality, Econometrica, 48(1):1-48.

Zhang, Wenlang, Zhiwei Zhang, dan Gaofeng Han, 2010, ‘How Does the US Credit Crisis Affect  The Asia Pasific Economies?Analysis Based on A General Equilibrium Model’, Journal of  Asian Economics 21 : 280-292.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar