PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.
Disusun oleh :
SRI HANDAYANI
B 200 120 086
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat
dilihat dari sisi salah satu tujuan penting didalam mendirikan sebuah
perusahaan yang selain untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau
pemegang saham, juga untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui
peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003).
Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius (2007) kinerja perusahaan
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun,
karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan
perusahaan dalam menjelaskan
operasionalnya (Payatma, 2001).
Pada umumnya, kinerja perusahaan diukur melalui informasi finansial dan non
finansial seperti kepuasan pelanggan (kualitas barang), internal bisnis (tidak
merugikan tetapi menguntungkan) serta inovasi dan pembelajaran manajemen
(bagaimana pelayanan terhadap pelanggan). Namun demikian objek yang biasa
diukur adalah bagian keuangan. Menurut Komite Cadbury (dalam Indra Surya dan
Iva Yustiavandana, 2008:24-25), corporate governance adalah sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk
menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholder.
B.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang diharapkan dari
peneliti adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menjawab pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan.
2.
Untuk menjawab pengaruh manajemen laba terhadap
Kinerja Perusahaan.
3.
Untuk menjawab pengaruh Good Corporate Governance dan
Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan secara simultan.
C.
Manfaat
Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Penelitian
ini bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan
diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami good corporate governane,
manajemen laba dan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai dan
pertumbuhan perusahaan.
2.
Hasil yang
ditemukan dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti dimasa yang
akan datang yang juga tertarik membahas permasalahan yang diangkat dalam
makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Kinerja
Perusahaan
Menurut Helfert (1996) dalam Akhmad Syafrudin Noor (2011), kinerja
perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh perusahaan selama periode
waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang
dimiliki. Kinerja perusahaan ditinjau melalui perspektif keuangan memiliki
tipikal dihubungkan dengan profitabilitas. Strategi perusahaan dalam perspektif
keuangan secara jangka panjang akan mempengaruhi nilai pemegang saham.
Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya
menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga
menguntungkan pemilik perusahaan, atau dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara
pemilik perusahaan dengan mengelola perusahaan.
Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan tersebut dapat
beroperasi dengan mencapai laba yang
ditargetkan. Dari laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mampu
memberikan deviden kepada pemegang saham, dapat meningkatkan pertumbuhan
perusahaan dan mempertahankan
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Manajemen laba merupakan suatu tindakan
manajer dalam memanipulasi laporan keuangan dengan menaikkan atau mengurangi
laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab,
tanpa mengakibatkan peningkatan
(penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Manajemen laba dapat terjadi pula karena manajer diberi keleluasan untuk
memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam mencatat dan mengungkapkan
informasi keuangan privat yang dimilikinya. Laporan keuangan yang disajikan
oleh pihak manajemen dapat direkayasa untuk menghasilkan tingkat laba yang
diinginkan dalam mencapai tujuan tertentu yang dapat menyesatkan pemilik,
pemegang saham atau calon investor
yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Earning management dilakukan agar seolah-olah laba
memiliki kualitas laba yang baik dan stabil, dengan harapan laba yang
dilaporkan mendapat respon positif oleh pasar (Kusindratno dan Sumarta, 2005).
BAB III
PEMBAHASAN
Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 Menunjukkan
masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam mengelola
perusahaan dibanding negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan oleh
masih lemahnya standar-standar akuntansi dan regulasi, pertanggungjawaban
terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi
serta proses-proses kepengurusan perusahaan.Hal inisecara tidak langsung menunjukkan
masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam menjalankan manajemen
yang baik dalam memuaskan stakeholder perusahaan.
Dalam upaya mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis
di Indones ia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG) suatu
sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan penandatanganan
perjanjian Letter of intent (LOI) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya
adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sri
Sulistyanto, 2003) dalam Yudha Pranata ( 2007 ).
Dalam Indeks Persepsi Korupsi ( Corruption Perception Index/CPI) tahun 2011
yang dikemukakan oleh Transparency International dilakukan terhadap 183 negara
di duniatersebut, Indonesia menempati skor CPI sebesar 3,0, naik 0,2 dibanding
tahun sebelumnya sebesar 2,8.
Namun, lompatan skor Indonesia dari pada tahun 2010
dan 3,0 tahun 2011 bukanlah pencapaian yang signifikan karena Indonesia
sebelumnya telah menargetkan mendapatkan skor 5,0 dalam CPI 2014
mendatang," ujar Ketua Transparency International (TI) Indonesia Natalia
Subagyo saat melakukan jumpa pers di Graha CIMB, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
Hasil survei tersebut berdasarkan penggabungan hasil
17 survei yang
dilakukan lembaga-lembaga internasional pada 2011. Rentang indeks
berdasarkan angka 0-10. Semakin kecil angka indeks menunjukkan potensi korupsi
negara tersebut cukup besar.
Dalam indeks tersebut Indonesia berada di peringkat
ke-100 bersama 11 negara lainnya yakni Argentina, Benin, Burkina Faso,
Djobouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Sao Tome & Principe,
Suriname, dan Tanzania. Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, skor Indonesia
berada di bawah Singapura (9,2), Brunei (5,2), Malaysia (4,3), dan Thailand
(3,4).
Dengan melihat hasil tersebut, saya menyarankan agar
pemerintah dapat melakukan beberapa langkah untuk menaikkan skor dalam indeks
tersebut. Salah satunya, menurut saya, pemerintah harus melakukan perbaikan
serius terhadap proses perizinan usaha.
Sumber data CPI salah satunya adalah pelaku bisnis
sehingga perbaikan disektor ini sangat krusial untuk meningkatkan skor,"
katanya.Pemerintah juga disarankan melakukan perbaikan menyeluruh pada
institusi penegak hukum dalam hal ini kepolisian, kejaksaan, dan lembaga
pengadilan. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menyelesaikan kasus-kasus
korupsibesar yang melibatkan politisi, mafia hukum, dan pejabat publik tingkat
tinggi.
Pelaksanaan GCG pada sebagian besar perusahaan di
Indonesia merupakan awal perubahan budaya kerja perusahaan. Untuk meningkatkan
kinerja perusahaan perlu menyiapkan pedoman perusahaan yang baik dan
terstruktur. Kinerja keuangan yang baik akan berakibat pada perumusan
perencanaan strategi perusahaan yang baik pulayang pada akhirnya menghasilkan
program kerja yang baik dan berimbas pada keuntungan atau laba perusahaan. Hal
ini bisa dicapai jika ada kerja sama dan tata kelola yang baik dari seluruh
komponen perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan, adanya kepercayaan
investor menanamkan modalnya, adanya pengendalian yang efektif untuk mengurangi penyalahgunaan kekuasaan,
serta tidak adanya penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyenti, Mayar. 2009. Pengaruh Accrual Earnings Management dan Real
Earnings Management Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan StrukturKepemilikanSebagai
Variabel Moderasi: Studi Empiris Di BEI. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ardiati, AloysiaYanti. 2003. PengaruhManajemen Laba
terhadapReturnSaham
dengan
Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Arifin. 2005. Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate
Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan).
Sidang Pengukuhan Guru Besar Universitas Diponegoro.
Ayu, Febrina. 2006. Hubungan antara Good Corporate
Governance, Struktur
Kepemilikan,
dan Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan.Yogyakarta: Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Budiman,Cipta.2004, ”Analisis
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta dengan
Menggunakan Pendekatan Economic Value Added”.(Thesis yang tidak
dipublikasikan)
Bukhori, Iqbal. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Dechow, Patricia M. and Illia D. Dichev. 2002. The Quality of
Accruals and Earnings : The Role of Accrual Estimation Errors. Available at
: www.papers.ssrn.com
Dira, Kadek Prawisanti dan Astika .
2014. “Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba, dan Ukuran
Perusahaan pada Kualitas Laba”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume
7. Nomor 1.
Fitriyani, Dewi et al. 2014.
“Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kineerja Perusahaan dengan Kualitas Audit
Sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Volume 6. Nomor 2.
Gruszczynski, Marek.2006, ” Corporate
Governance and Financial Performance of Companies in Poland”, International
Advances in Economic Research Vol. 12 No. 2, May, 2006
Gumanti,
Tatang Ary. 2000. “Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka”.
Jurnal
Akuntansi&Keuangan Vol. 2. No. 2. 104-115.
Marlinah, Aan. 2015. “ Pengaruh
Pemilihan Metoda Depresiasi dan Kualitas Akrual Terhadap Keputusan Investasi”.
Media Bisnis. Volume 7. Nomor 1
Munawir, S. 2002. Analisis Informasi Keuangan.
Yogyakarta: Liberty.
Noviawan, Ridho Alief. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan
Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Pagalung, Gagaring. 2012. “the
determinant factors of earnings quality and economic consequences”. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan. Volume 16. Nomor 1.
Ramadan, Imad Z. 2015. “Earnings Quality Determinants of the
Jordanian Manufacturing Listed Companies”. International Journal of
Economics and Finance; Vol. 7, No. 5.
Rini, TetySulestiyo. 2012. Analisis Pengaruh Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan. Semarang : Universitas Diponegoro.
Setiawati, Indah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. Depok: Universitas Gunadarma.
Setyaningrum, Ika Sari. 2008. “Analisis Pengaruh Manajemen Laba
(Earning
Management)
terhadap Kinerja Perusahaan yang Melakukan IPO (Studi
Pada
Perusahaan yang Go Public di BEJ)”. Tesis.
Tidak diterbitkan.
Sulistyanto, Sri.2003. “Good
Corporate Governance: Berhasilkah di Indonesia?”, Artikel
Warsono,Sony, Amalia,Fitri,
Rahajeng, Dian Kartika, 2009, ”Corporate Governance Concept and Model:
Preserving True Organisation Welfare”, Center for Good Corporate
Governance, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar