Selasa, 19 Januari 2016

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.

Disusun oleh :
SRI HANDAYANI
B 200 120 086

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah satu tujuan penting didalam mendirikan sebuah perusahaan yang selain untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, juga untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius (2007) kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan  dalam menjelaskan operasionalnya (Payatma, 2001).
Pada umumnya, kinerja perusahaan diukur melalui informasi finansial dan non finansial seperti kepuasan pelanggan (kualitas barang), internal bisnis (tidak merugikan tetapi menguntungkan) serta inovasi dan pembelajaran manajemen (bagaimana pelayanan terhadap pelanggan). Namun demikian objek yang biasa diukur adalah bagian keuangan. Menurut Komite Cadbury (dalam Indra Surya dan Iva Yustiavandana, 2008:24-25), corporate governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholder.

B.       Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang diharapkan dari peneliti adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjawab pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan.
2.      Untuk menjawab pengaruh manajemen laba terhadap Kinerja Perusahaan.
3.      Untuk menjawab pengaruh Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan secara simultan.

C.      Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.      Penelitian ini bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami good corporate governane, manajemen laba dan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.
2.      Hasil yang ditemukan dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti dimasa yang akan datang yang juga tertarik membahas permasalahan yang diangkat dalam makalah ini.




















BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Definisi Kinerja Perusahaan
Menurut Helfert (1996) dalam Akhmad Syafrudin Noor (2011), kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh perusahaan selama periode waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Kinerja perusahaan ditinjau melalui perspektif keuangan memiliki tipikal dihubungkan dengan profitabilitas. Strategi perusahaan dalam perspektif keuangan secara jangka panjang akan mempengaruhi nilai pemegang saham.
Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola  perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga  menguntungkan pemilik perusahaan, atau dengan  kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan mengelola perusahaan.
Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan tersebut dapat beroperasi  dengan mencapai laba yang ditargetkan. Dari laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan  kelangsungan hidup suatu perusahaan. Manajemen laba merupakan suatu tindakan manajer dalam memanipulasi laporan keuangan dengan menaikkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan  (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Manajemen laba dapat terjadi pula karena manajer diberi keleluasan untuk memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam mencatat dan mengungkapkan informasi keuangan privat yang dimilikinya. Laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen dapat direkayasa untuk menghasilkan tingkat laba yang diinginkan dalam mencapai tujuan tertentu yang dapat menyesatkan pemilik, pemegang saham atau calon investor yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Earning  management dilakukan agar seolah-olah laba memiliki kualitas laba yang baik dan stabil, dengan harapan laba yang dilaporkan mendapat respon positif oleh pasar (Kusindratno dan Sumarta, 2005).










BAB III
PEMBAHASAN

Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 Menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan oleh masih lemahnya standar-standar akuntansi dan regulasi, pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan.Hal inisecara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam menjalankan manajemen yang baik dalam memuaskan stakeholder perusahaan.
Dalam upaya mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di Indones ia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG) suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan penandatanganan perjanjian Letter of intent (LOI) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sri Sulistyanto, 2003) dalam Yudha Pranata ( 2007 ).
Dalam Indeks Persepsi Korupsi ( Corruption Perception Index/CPI) tahun 2011 yang dikemukakan oleh Transparency International dilakukan terhadap 183 negara di duniatersebut, Indonesia menempati skor CPI sebesar 3,0, naik 0,2 dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,8.
Namun, lompatan skor Indonesia dari pada tahun 2010 dan 3,0 tahun 2011 bukanlah pencapaian yang signifikan karena Indonesia sebelumnya telah menargetkan mendapatkan skor 5,0 dalam CPI 2014 mendatang," ujar Ketua Transparency International (TI) Indonesia Natalia Subagyo saat melakukan jumpa pers di Graha CIMB, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
Hasil survei tersebut berdasarkan penggabungan hasil 17 survei yang
dilakukan lembaga-lembaga internasional pada 2011. Rentang indeks berdasarkan angka 0-10. Semakin kecil angka indeks menunjukkan potensi korupsi negara tersebut cukup besar.
Dalam indeks tersebut Indonesia berada di peringkat ke-100 bersama 11 negara lainnya yakni Argentina, Benin, Burkina Faso, Djobouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Sao Tome & Principe, Suriname, dan Tanzania. Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, skor Indonesia berada di bawah Singapura (9,2), Brunei (5,2), Malaysia (4,3), dan Thailand (3,4).
Dengan melihat hasil tersebut, saya menyarankan agar pemerintah dapat melakukan beberapa langkah untuk menaikkan skor dalam indeks tersebut. Salah satunya, menurut saya, pemerintah harus melakukan perbaikan serius terhadap proses perizinan usaha.
Sumber data CPI salah satunya adalah pelaku bisnis sehingga perbaikan disektor ini sangat krusial untuk meningkatkan skor," katanya.Pemerintah juga disarankan melakukan perbaikan menyeluruh pada institusi penegak hukum dalam hal ini kepolisian, kejaksaan, dan lembaga pengadilan. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menyelesaikan kasus-kasus korupsibesar yang melibatkan politisi, mafia hukum, dan pejabat publik tingkat tinggi.
Pelaksanaan GCG pada sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan awal perubahan budaya kerja perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan perlu menyiapkan pedoman perusahaan yang baik dan terstruktur. Kinerja keuangan yang baik akan berakibat pada perumusan perencanaan strategi perusahaan yang baik pulayang pada akhirnya menghasilkan program kerja yang baik dan berimbas pada keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini bisa dicapai jika ada kerja sama dan tata kelola yang baik dari seluruh komponen perusahaan. Penerapan tata kelola  perusahaan yang baik akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, adanya  kepercayaan investor menanamkan modalnya, adanya pengendalian yang efektif  untuk mengurangi penyalahgunaan kekuasaan, serta tidak adanya penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.









DAFTAR PUSTAKA

Afriyenti, Mayar. 2009. Pengaruh Accrual Earnings Management dan Real Earnings Management Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan StrukturKepemilikanSebagai Variabel Moderasi: Studi Empiris Di BEI. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ardiati, AloysiaYanti. 2003. PengaruhManajemen Laba terhadapReturnSaham
dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Arifin. 2005. Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Sidang Pengukuhan Guru Besar Universitas Diponegoro.
Ayu, Febrina. 2006. Hubungan antara Good Corporate Governance, Struktur
Kepemilikan, dan Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan.Yogyakarta: Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Budiman,Cipta.2004, ”Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added”.(Thesis yang tidak dipublikasikan)
Bukhori, Iqbal. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Dechow, Patricia M. and Illia D. Dichev. 2002. The Quality of Accruals and Earnings : The Role of Accrual Estimation Errors. Available at : www.papers.ssrn.com
Dira, Kadek Prawisanti dan Astika . 2014. “Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba, dan Ukuran Perusahaan pada Kualitas Laba”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume 7. Nomor 1.
Fitriyani, Dewi et al. 2014. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kineerja Perusahaan dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Volume 6. Nomor 2.
Gruszczynski, Marek.2006, Corporate Governance and Financial Performance of Companies in Poland”, International Advances in Economic Research Vol. 12 No. 2, May, 2006
Gumanti, Tatang Ary. 2000. “Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka”.
Jurnal Akuntansi&Keuangan Vol. 2. No. 2. 104-115.
Marlinah, Aan. 2015. “ Pengaruh Pemilihan Metoda Depresiasi dan Kualitas Akrual Terhadap Keputusan Investasi”. Media Bisnis. Volume 7. Nomor 1
Munawir, S. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Noviawan, Ridho Alief. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Pagalung, Gagaring. 2012. “the determinant factors of earnings quality and economic consequences”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Volume 16. Nomor 1.
Ramadan, Imad Z. 2015. “Earnings Quality Determinants of the Jordanian Manufacturing Listed Companies”. International Journal of Economics and Finance; Vol. 7, No. 5.
Rini, TetySulestiyo. 2012. Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan. Semarang : Universitas Diponegoro.
Setiawati, Indah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Depok: Universitas Gunadarma.
Setyaningrum, Ika Sari. 2008. “Analisis Pengaruh Manajemen Laba (Earning
Management) terhadap Kinerja Perusahaan yang Melakukan IPO (Studi
Pada Perusahaan yang Go Public di BEJ)”. Tesis. Tidak diterbitkan.
Sulistyanto, Sri.2003. “Good Corporate Governance: Berhasilkah di Indonesia?”, Artikel
Warsono,Sony, Amalia,Fitri, Rahajeng, Dian Kartika, 2009, Corporate Governance Concept and Model: Preserving True Organisation Welfare”, Center for Good Corporate Governance, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar