Pengaruh Melemahnya Nilai Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat pada
Pelaporan dan Pengugkapan
Disusun Oleh :
SUPRIYANTO
B200120171 / B
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat kembali terpuruk hingga menembus angka 14.200
per dolar Amerika serikat. Berdasarkan data Bloomberg, pukul 08.45 WIB mata
uang garuda melorot ke posisi pukul Rp 14.230 per dollar AS, dibandingkan
penutupan akhir pekan lalu pada 14.172,3. Ini merupakan level terendah sejak
krisis tahun 1998 silam (tribunnews.com).
Tercatat pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak
rekor terlemah pada Rp 16.650 per dollar AS. Dengan melihat hal tersebut,
banyak yang khawatir akan dampak dari merusotnya nilai rupiah terhadap dolar.
Salah satunya wakil ketua DPR Taufik Kurniawan dalam kompas. Com yang
mengatakan bahwa "Pada saat 1998 juga Rp13 ribu, jangan sampai lebih dari
Rp15 ribu, wah bahaya itu. Kita ini kadang-kadang menganggap biasa, nanti
lama-lama kita menjadi shock pasar, market shock jangan sampai terjadi
rush (kepanikan besar-besaran). Ini yang bahaya,". Selain itu Taufik
Kurniawan juga meminta pemerintah untuk segera mengantisipasi melemahnya nilai
rupiah yang terus menerus. Hal ini disebabkan karena takut akan terjadi krisis
kembali seperti tahun 1998 (kompas.com). Tidak hanya Taufik Kurniawan, salah
satu politisi yaitu Masinton Pasaribu juga mengatakan bahwaq kondisi
perekonomian indonesia sedang memasuki masa krisis bahkan melihat dari
fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat yang terjadi sekarang
ini, seharusnya sudah ada crisis center. Tapi jangan-jangan di Istana sana kacamatanya
melihat angka itu bukan krisis (kompas.com). berdasarkan hal tersebut, tentu
menarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kenapa nilai tukar rupiah
terhadap rupiah terus mengalami penurunan? Faktor apa yang mempengaruhi
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat? Terus bagaimana
dampak terhadap pelaporan dan pengungkapan?. Oleh karena itu berdasarkan
realitas tersebut, penulis ingin membuat makalah tentang “Pengaruh Melemahnya
Nilai Rupiah terhadap dolar Amerika serikat pada Pelaporan dan Pengungkan”
A.
Latar Belakang
Masalah
Berdasarkan pendahuluan tersebut,
maka latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah
1.
Kenapa nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah?
2.
Faktor apa saja
yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
3.
Apa dampak dari
melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
4.
Bagaimana pengaruh
dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada profitabilitas?
B.
Tujuan
Berdasarkan
pendahuluan tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui alasan kurs mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar
Amerika Serikat
2.
Untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan melemahnya mata uang rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat
3.
Untuk
mengetahui dampak dari melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat
4.
Untuk
mengetahui pengaruh dari melemahnya nilai rupiah terhadap profitabilitas
perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi
yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Mata uang pelaporan adalah mata uang
yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata
uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi.
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
Mata uang pelaporan yang digunakan
oleh perusahaan di Indonesia adalah mata uang rupiah. Perusahaan dapat
menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan hanya apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria mata uang fungsional.
Pengukuran
yaitu Proses mengidentifikasikan, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas
ekonomi atautransaksi. Pengukuran itu memberikan masukan mendalam mengenai
probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi
keuangan.sedangkan Pengungkapan yaitu Proses dimana pengukuran akuntansi
dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangandan digunakan dalam
pengambilan keputusan. Bidang ini memusatkan memusatkan perhatian pada isu-isu
seperti apa yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa.
Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu
penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan
penjual terhadap suatu barang.
Permintaan
adalah
sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan penawaran
adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu.
Devaluasi
dapat diartikan sebagai suatu tindakan pemeritah untuk menurunkan nilai mata
uangnya atau domestic currency terhadap nilai mata uang asing atau foreign
currency.
Beberapa
tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintahan suatu negara dengan mengambil
kebijakan devaluasi mata uangnya adalah:
1.
Mendorong ekspor dan membatasi impor. Hal ini
bertujuan untuk memperbaiki posisi balance of payment, BOP dan balance of
trade, BOT agar menjadi equilibrium atau setidaknya mendekati
equilibrium.
- Mendorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. Hal ini dapat dicapai karena nilai barang impor menjadi lebih mahal dibanding barang lokal, atau domestik.
- Dengan tercapainya kesetimbangan BOP diharapkan nilai kurs valuta asing dapat menjadi relatif stabil.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Kenapa nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah?
`Terkait kenapa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
melemah, tentunya berkaitan dengan permintaan dan penawaran akan dolar Amerika
Serikat. Apabila permintaan atau kebutuhan terhadap dolar Amerika Serikat
meningkat, sedangakan penawaran tetap atau menurun maka dapat dipastikan nilai
rupiah turun. Namun, apabila penewaran yang meningkat maka nilai rupiah akan
menguat. Adapun bisa diukur dengan seberapa banyak dolar Amerika Serikat yang
berada di dalam negeri. Apabila dolar Amerika Serikat yang berada dalam negeri
banyak, maka rupiah akan menguat. Namun apabila dolar Amerika Serikat yang
didalam negeri sedikit, maka rupiah akan melemah.
2.
Faktor apa saja
yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diakibatkan
oleh adanya permintaan terhadap dolar yang tinggi. Oleh karena itu melihat hal
tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika serikat yaitu faktor dalam negeri dan luar negeri.
a.
Faktor dalam
negeri
Terkait
faktor dalam negeri salah satunya defisit transaksi berjalan yaitu impor lebih
banyak dibandingkan ekspor. Hal ini bisa dilihat dari pertamina yang harus mengeluarkan
sebanyak 150 juta dolar Amerika Serikat per hari atau sekitar 1,7 triliun per
hari untuk mengimpor minyak ( kompas.com). selain itu juga ada barang-barang
elektronik, tekstil, bahkan pangan pun indonesia juga bergantung pada impor. Kebutuhan
pangan misalnya yang mencapai 28 jenis kebutuhan pokok yang di impor seperti:
beras, kedelai, susu, sapi, jagung, biji gandum dan meslin, tepung terigu, gula
pasir, gula tebu, daging ayam, garam, mentega, minyak goreng, bawang merah dan
lain-lain yang totalnya mencapai kurang lebih 4000 dolar Amerika Serikat yang
mencapai ribuan U$ dolar (liputan6.com).
.. Selain itu, banyak dari pengusaha yang
ekspor barang dalam bentuk bahan baku daripada bahan jadi, sehingga bisa
mengakibatkan bangkrutnya industri kecil menengah. Hal yang sama juga pada
ekspor barang hasil tambang seperti tembaga, nikel, batubara dan lainnya dan
pada saat yang sama juga komoditas andalan penghasil devisa negara juga
mengalami penurunan harga yang signifikan. Batubara misalnya yang mengalami
penurunan mencapai 12% dibanding pada tahun 2015 dibanding dengan tahun 2014
(liputan6.com). selain batubara yang mengalami penurunan, hal yang sama juga
terjadi pada tambang minyak sawit yang mengalami penurunan mencapai 30%
(finance.detik.com). Selain itu juga pada karet yang mengalami penurunan hingga
mencapai Rp.4000 per kilo dari Rp. 10.000 per kilo (metrosiantar.com). hal
inilah yang menjadi penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan atau
transaksi berjalan.
Selain defisit transaksi berjalan faktor
lainnya adalah capital outflow yaitu meningkatnya aliran keluar modal asing
dari dalam negeri atau ditariknya modal yang ditanamkan didalam negeri oleh
pihak investor. Hal ini tentu mengakibatkan turunnya nilai rupiah, karena
jumlah dolar yang berada di dalam negeri semakin sedikit.
b.
Faktor luar
negeri
Terkait faktor luar negeri yang mempengaruhi turunnya nilai rupiah
salah satunya yaitu kebijakan devaluasi yuan oleh china. Disaat kondisi ekonomi
yang tidak menentu, Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China-PBC) hal ini
tentu sangat berpengaruh terhadap nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Karena dengan mendevaluasi yuan maka akan menyebabkan adanya goncangan pasar
valuta asing dunia sehingga meningkatnya permintaan dolar agar dapat di investasikan
kepada yang lain.
3.
Apa dampak dari
melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
Melemahnya nilai rupiah tentu akan berimbas pada semua kalangan
baik masyarakat, pengusaha, investor, pelaku industri maupun kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah. Dampak yang akan muncul tentunya yaitu akan semakin
mahalnya harga-harga barang yang disitu mengandung unsur bahan baku impor. Di
Indonesia sendiri masih banyak industri yang mengandalkan bahan baku dari luar
negeri, termasuk pada industri kecil menengah seperti tahu dan tempe yang bahan
bakunya kedelai yang berasal dari luar negeri. Hal ini tentu akan mempengaruhi
nilai jual barang yang semakin meningkat, melihat meningkatnya harga bahan baku
yang berasal dari luar negeri.
Selain naiknya harga-harga komoditas barang. Dampak lain dari
melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yakni Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Hal ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat yang diakibatkan
dinaikannya harga barang akibar adanya pelemahan rupiah terhadap dolar
tersebut. Sehingga mau tidak mau harus ada PHK yang dikeluarkan oleh
perusahaan. menurut pemberitaan oleh salah satu media online di Indonesia yakni
sindonews.com ada puluhan ribu pekerja tekstil terancam di PHK. Bahkan dampak
melemahnya nilai rupiah menyebabkan PHK semakin tak terbendung. Hal ini
disampaikan oleh salah satu sekretaris umum asosiasi pengusaha indonesia yakni
Suryadi Sasmita yang mengatakan bahwa “PHK sulit dibendung selama perekonomian
masih turun. Biaya produksi kita melonjak sementara buyer terus turun”. Hal ini
disebabkan karena beban industri secara umum mengalami kenaikan mencapai 20%
akibat kenaikan bahan baku impor. Bahan baku impor juga semakin mahal akibat
dari kenaikan kurs dolar (finance.detik.com)
4.
Bagaimana pengaruh
dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada profitabilitas?
Pada pembahasan satu, dua dan tiga tadi sudah dijelaskan
bahwasannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya nilai rupiah yakni
disebabkannya, menurunnya ekspor, sedangkan impor meningkat, adanya penarikan
dana dan spekulasi. Hal ini didukung oleh simorangkir dan suseno (2004) yang
menyatakan bahwa Faktor-faktor utama
yang mempengaruhi permintaan valuta asing yaitu:
a.
Faktor pembayaran
impor.
Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan
terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya,
jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong
menguatnya nilai tukar.
b.
Faktor aliran modal
keluar.
Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta
asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar
meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah)
kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
c.
Kegiatan spekulasi.
Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar
permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang
local terhadap mata uang asing.
Dari
berbagai hal tersebut maka dapat penulis katakan bahwa dampak dari turunnya
nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas yaitu akan meningkatnya nilai suku
bunga, sehingga dapat pula menurunkan profitabilitas profitabilitas. Hal ini disebabkan karena
dengan turunnya nilai rupiah maka akan menaikkan suku bunga, sehingga dengan
menaiknya suku bunga tersebut dapat menyebabkan profitabilitas. Hal ini pernah
disampaikan oleh Heru (2008) yang menyatakan
bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh
negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor
bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku
bunga. Dan dengan meningkatnya suku bunga tersebut maka akan menurunkan
profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boediono (1996) yang
menyatakan bahwa Suku Bunga adalah harga yang harus dibayar apabila terjadi
pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti. Adanya
kenaikansuku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar
beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban
bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan.
BAB IV
KESIMPULAN
A.
Simpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas maka dapat disimpulakan bahwa :
1.
Faktor-faktor
yang menyebabkan turunnya nilai rupiah terhadap dollar amerika serikat adalah:
a.
Impor lebih
banyak dari ekspor
b.
Adanya
devaluasi yuan
c.
Adanya aliran
dana keluar dari investor (capital outflow)
2.
Pengaruh
turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat pada profitabilitas
yaitu akan menurunkan nilai proftabilitas. Karena dengan menurunnya nilai
rupiah terhadap dolar maka akan berdampak pada menaiknya nilai suku bunga. Hal
ini sesuai dengan pernyataan heru (2008) yang menyatakan bahwa salah satu
dampak dari turunnya nilai rupiah yaitu mrningkatnya suku bunga. Karena
meningkatnya nilai suku bunga maka akan berdampak pula pada profitabilitas
yaitu adanya penurunan profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boediono (1996) yang menyatakan bahwa Suku Bunga adalah harga yang harus
dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah
nanti. Adanya kenaikansuku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha
untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan
menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit
perusahaan.
C.
Daftar Pustaka
Bloomberg, (2015). Tribun Bisnis. (online), (http://www.tribunnews.com, diakses pada 07 September 2015).
Taufik kurniawan, (2015). Kompas ekonomi. (online), (http://bisniskeuangan.kompas.com, diakses pada tanggal 03 Juni 2015).
Masinton pasaribu, (2015). Kompas news. (online), (http://nasional.kompas.com, diakses pada tanggal 16 Juni 2015).
Badan Pusat Statistik (BPS), dalam liputan6 (2013). Artikel liputan
6. (online), (http://bisnis.liputan6.com, diakses pada tanggal 7 Februari 2013).
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam liputan6
(2015). (online), (http://bisnis.liputan6.com, diakses pada tanggal 08 April 2015)
Sudin Sitompul, (2015). Metro Siantar. (online), (http://metrosiantar.com, diakses pada 26 September 2015).
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dalam
finance.detik (2015). (online), (http://finance.detik.com, diakses pada 26 November 2015.
Suryadi Sasmita, (2015). Finance.detik. (online), (http://finance
.detik.com, diakses pada 28 September 2015.
Franky Sibarani, kepala Badan Koordinasi Pnenaman Modal (BKPM),
ekbis.sindonews (2015). (online), (http://ekbis.sindonews.com, diakses pada 3 Desember 2015.
Kuncoro. M., 1996,”Manajemen Keuangan Internasional, Pengantar
Ekonomi dan Bisnis Global”, BPFE, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar