Rabu, 20 Januari 2016

Pengaruh Melemahnya Nilai Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat pada Pelaporan dan Pengugkapan


Disusun Oleh :
SUPRIYANTO
B200120171 / B


BAB I
PENDAHULUAN

  A.    Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali terpuruk hingga menembus angka 14.200 per dolar Amerika serikat. Berdasarkan data Bloomberg, pukul 08.45 WIB mata uang garuda melorot ke posisi pukul Rp 14.230 per dollar AS, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu pada 14.172,3. Ini merupakan level terendah sejak krisis tahun 1998 silam (tribunnews.com).
Tercatat pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terlemah pada Rp 16.650 per dollar AS. Dengan melihat hal tersebut, banyak yang khawatir akan dampak dari merusotnya nilai rupiah terhadap dolar. Salah satunya wakil ketua DPR Taufik Kurniawan dalam kompas. Com yang mengatakan bahwa "Pada saat 1998 juga Rp13 ribu, jangan sampai lebih dari Rp15 ribu, wah bahaya itu. Kita ini kadang-kadang menganggap biasa, nanti lama-lama kita menjadi shock pasar, market shock jangan sampai terjadi rush (kepanikan besar-besaran). Ini yang bahaya,". Selain itu Taufik Kurniawan juga meminta pemerintah untuk segera mengantisipasi melemahnya nilai rupiah yang terus menerus. Hal ini disebabkan karena takut akan terjadi krisis kembali seperti tahun 1998 (kompas.com). Tidak hanya Taufik Kurniawan, salah satu politisi yaitu Masinton Pasaribu juga mengatakan bahwaq kondisi perekonomian indonesia sedang memasuki masa krisis bahkan melihat dari fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat yang terjadi sekarang ini, seharusnya sudah ada crisis center. Tapi jangan-jangan di Istana sana kacamatanya melihat angka itu bukan krisis (kompas.com). berdasarkan hal tersebut, tentu menarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kenapa nilai tukar rupiah terhadap rupiah terus mengalami penurunan? Faktor apa yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat? Terus bagaimana dampak terhadap pelaporan dan pengungkapan?. Oleh karena itu berdasarkan realitas tersebut, penulis ingin membuat makalah tentang “Pengaruh Melemahnya Nilai Rupiah terhadap dolar Amerika serikat pada Pelaporan dan Pengungkan”
A.    Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pendahuluan tersebut, maka latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah
1.      Kenapa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
3.      Apa dampak dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
4.      Bagaimana pengaruh dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada profitabilitas?



B.     Tujuan
Berdasarkan pendahuluan tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui alasan kurs mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat
2.      Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
3.      Untuk mengetahui dampak dari melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
4.      Untuk mengetahui pengaruh dari melemahnya nilai rupiah terhadap profitabilitas perusahaan.









BAB II
LANDASAN TEORI
Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Mata uang pelaporan  adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
Mata uang pencatatan  adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi.
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
 Mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah mata uang rupiah. Perusahaan dapat menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan hanya apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria mata uang fungsional.
            Pengukuran yaitu Proses mengidentifikasikan, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas ekonomi atautransaksi. Pengukuran itu memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.sedangkan Pengungkapan yaitu Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangandan digunakan dalam pengambilan keputusan. Bidang ini memusatkan memusatkan perhatian pada isu-isu seperti apa yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa.
Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Devaluasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan pemeritah untuk menurunkan nilai mata uangnya atau domestic currency terhadap nilai mata uang asing atau foreign currency.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintahan suatu negara dengan mengambil kebijakan devaluasi mata uangnya adalah:
1.      Mendorong ekspor dan membatasi impor. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki posisi balance of payment, BOP dan balance of trade, BOT agar menjadi  equilibrium atau setidaknya mendekati equilibrium.
  1. Mendorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. Hal ini dapat dicapai karena nilai barang impor menjadi lebih mahal dibanding barang lokal, atau domestik.
  2. Dengan tercapainya kesetimbangan BOP diharapkan nilai kurs valuta asing  dapat menjadi relatif stabil.



BAB III
PEMBAHASAN
1.      Kenapa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah?
`Terkait kenapa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah, tentunya berkaitan dengan permintaan dan penawaran akan dolar Amerika Serikat. Apabila permintaan atau kebutuhan terhadap dolar Amerika Serikat meningkat, sedangakan penawaran tetap atau menurun maka dapat dipastikan nilai rupiah turun. Namun, apabila penewaran yang meningkat maka nilai rupiah akan menguat. Adapun bisa diukur dengan seberapa banyak dolar Amerika Serikat yang berada di dalam negeri. Apabila dolar Amerika Serikat yang berada dalam negeri banyak, maka rupiah akan menguat. Namun apabila dolar Amerika Serikat yang didalam negeri sedikit, maka rupiah akan melemah.
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diakibatkan oleh adanya permintaan terhadap dolar yang tinggi. Oleh karena itu melihat hal tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat yaitu faktor dalam negeri dan luar negeri.
a.       Faktor dalam negeri
Terkait faktor dalam negeri salah satunya defisit transaksi berjalan yaitu impor lebih banyak dibandingkan ekspor. Hal ini bisa dilihat dari pertamina yang harus mengeluarkan sebanyak 150 juta dolar Amerika Serikat per hari atau sekitar 1,7 triliun per hari untuk mengimpor minyak ( kompas.com). selain itu juga ada barang-barang elektronik, tekstil, bahkan pangan pun indonesia juga bergantung pada impor. Kebutuhan pangan misalnya yang mencapai 28 jenis kebutuhan pokok yang di impor seperti: beras, kedelai, susu, sapi, jagung, biji gandum dan meslin, tepung terigu, gula pasir, gula tebu, daging ayam, garam, mentega, minyak goreng, bawang merah dan lain-lain yang totalnya mencapai kurang lebih 4000 dolar Amerika Serikat yang mencapai ribuan U$ dolar (liputan6.com).
      .. Selain itu, banyak dari pengusaha yang ekspor barang dalam bentuk bahan baku daripada bahan jadi, sehingga bisa mengakibatkan bangkrutnya industri kecil menengah. Hal yang sama juga pada ekspor barang hasil tambang seperti tembaga, nikel, batubara dan lainnya dan pada saat yang sama juga komoditas andalan penghasil devisa negara juga mengalami penurunan harga yang signifikan. Batubara misalnya yang mengalami penurunan mencapai 12% dibanding pada tahun 2015 dibanding dengan tahun 2014 (liputan6.com). selain batubara yang mengalami penurunan, hal yang sama juga terjadi pada tambang minyak sawit yang mengalami penurunan mencapai 30% (finance.detik.com). Selain itu juga pada karet yang mengalami penurunan hingga mencapai Rp.4000 per kilo dari Rp. 10.000 per kilo (metrosiantar.com). hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan atau transaksi berjalan.
      Selain defisit transaksi berjalan faktor lainnya adalah capital outflow yaitu meningkatnya aliran keluar modal asing dari dalam negeri atau ditariknya modal yang ditanamkan didalam negeri oleh pihak investor. Hal ini tentu mengakibatkan turunnya nilai rupiah, karena jumlah dolar yang berada di dalam negeri semakin sedikit.
b.      Faktor luar negeri
Terkait faktor luar negeri yang mempengaruhi turunnya nilai rupiah salah satunya yaitu kebijakan devaluasi yuan oleh china. Disaat kondisi ekonomi yang tidak menentu, Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China-PBC) hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Karena dengan mendevaluasi yuan maka akan menyebabkan adanya goncangan pasar valuta asing dunia sehingga meningkatnya permintaan dolar agar dapat di investasikan kepada yang lain.

3.      Apa dampak dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
Melemahnya nilai rupiah tentu akan berimbas pada semua kalangan baik masyarakat, pengusaha, investor, pelaku industri maupun kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak yang akan muncul tentunya yaitu akan semakin mahalnya harga-harga barang yang disitu mengandung unsur bahan baku impor. Di Indonesia sendiri masih banyak industri yang mengandalkan bahan baku dari luar negeri, termasuk pada industri kecil menengah seperti tahu dan tempe yang bahan bakunya kedelai yang berasal dari luar negeri. Hal ini tentu akan mempengaruhi nilai jual barang yang semakin meningkat, melihat meningkatnya harga bahan baku yang berasal dari luar negeri.
Selain naiknya harga-harga komoditas barang. Dampak lain dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yakni Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat yang diakibatkan dinaikannya harga barang akibar adanya pelemahan rupiah terhadap dolar tersebut. Sehingga mau tidak mau harus ada PHK yang dikeluarkan oleh perusahaan. menurut pemberitaan oleh salah satu media online di Indonesia yakni sindonews.com ada puluhan ribu pekerja tekstil terancam di PHK. Bahkan dampak melemahnya nilai rupiah menyebabkan PHK semakin tak terbendung. Hal ini disampaikan oleh salah satu sekretaris umum asosiasi pengusaha indonesia yakni Suryadi Sasmita yang mengatakan bahwa “PHK sulit dibendung selama perekonomian masih turun. Biaya produksi kita melonjak sementara buyer terus turun”. Hal ini disebabkan karena beban industri secara umum mengalami kenaikan mencapai 20% akibat kenaikan bahan baku impor. Bahan baku impor juga semakin mahal akibat dari kenaikan kurs dolar (finance.detik.com)
4.      Bagaimana pengaruh dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada profitabilitas?
Pada pembahasan satu, dua dan tiga tadi sudah dijelaskan bahwasannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya nilai rupiah yakni disebabkannya, menurunnya ekspor, sedangkan impor meningkat, adanya penarikan dana dan spekulasi. Hal ini didukung oleh simorangkir dan suseno (2004) yang menyatakan bahwa Faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing yaitu:
a.       Faktor pembayaran impor.
Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.
b.      Faktor aliran modal keluar.
Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
c.       Kegiatan spekulasi.
Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang  dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang local terhadap mata uang asing.

Dari berbagai hal tersebut maka dapat penulis katakan bahwa dampak dari turunnya nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas yaitu akan meningkatnya nilai suku bunga, sehingga dapat pula menurunkan profitabilitas  profitabilitas. Hal ini disebabkan karena dengan turunnya nilai rupiah maka akan menaikkan suku bunga, sehingga dengan menaiknya suku bunga tersebut dapat menyebabkan profitabilitas. Hal ini pernah disampaikan oleh Heru (2008) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Dan dengan meningkatnya suku bunga tersebut maka akan menurunkan profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boediono (1996) yang menyatakan bahwa Suku Bunga adalah harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti. Adanya kenaikansuku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan.



BAB IV
KESIMPULAN

A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulakan bahwa :
1.      Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya nilai rupiah terhadap dollar amerika serikat adalah:
a.       Impor lebih banyak dari ekspor
b.      Adanya devaluasi yuan
c.       Adanya aliran dana keluar dari investor (capital outflow)
2.      Pengaruh turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat pada profitabilitas yaitu akan menurunkan nilai proftabilitas. Karena dengan menurunnya nilai rupiah terhadap dolar maka akan berdampak pada menaiknya nilai suku bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan heru (2008) yang menyatakan bahwa salah satu dampak dari turunnya nilai rupiah yaitu mrningkatnya suku bunga. Karena meningkatnya nilai suku bunga maka akan berdampak pula pada profitabilitas yaitu adanya penurunan profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boediono (1996) yang menyatakan bahwa Suku Bunga adalah harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti. Adanya kenaikansuku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan.
  



C.    Daftar Pustaka

Bloomberg, (2015). Tribun Bisnis. (online), (http://www.tribunnews.com, diakses pada 07 September 2015).

Taufik kurniawan, (2015). Kompas ekonomi. (online), (http://bisniskeuangan.kompas.com, diakses pada tanggal 03 Juni 2015).

Masinton pasaribu, (2015). Kompas news. (online), (http://nasional.kompas.com, diakses pada tanggal 16 Juni 2015).

Badan Pusat Statistik (BPS), dalam liputan6 (2013). Artikel liputan 6. (online), (http://bisnis.liputan6.com, diakses pada tanggal 7 Februari 2013).

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam liputan6 (2015). (online), (http://bisnis.liputan6.com, diakses pada tanggal 08 April 2015)

Sudin Sitompul, (2015). Metro Siantar. (online), (http://metrosiantar.com, diakses pada 26 September 2015).

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dalam finance.detik (2015). (online), (http://finance.detik.com, diakses pada 26 November 2015.

Suryadi Sasmita, (2015). Finance.detik. (online), (http://finance .detik.com, diakses pada 28 September 2015.

Franky Sibarani, kepala Badan Koordinasi Pnenaman Modal (BKPM), ekbis.sindonews (2015). (online), (http://ekbis.sindonews.com, diakses pada 3 Desember 2015.

Kuncoro. M., 1996,”Manajemen Keuangan Internasional, Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global”, BPFE, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar