LEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR
Disusu Oleh:
OKTA NOFIA SARI
B200120110
(KELAS B)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Fluktuasi nilai tukar mata uang memiliki pengaruh terhadap setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan ekspor maupun impor. Fluktuasi
kurs memiliki dampak pada nilai perusahaan karena dapat berpengaruh pada jumlah
arus masuk kas yang diterima dari kegiatan ekspor perusahaan atau dari anak
perusahaan, yang mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang digunakan untuk
membayar impor. Kurs nilai tukar suatu mata uang mengukur nilai satu satuan
mata uang terhadap mata uang lain, jika terdapat perubahan pada kondisi ekonomi
maka kurs mata uang dapat berubah cukup besar (Hanafi, 2006:362 dalam Triyono,
2008).
Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian
terbuka karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan
penawaran yang terjadi dipasar. Mengingat pengaruhnya yang bsar bagi neraca
perdagangan, transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi
lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu
negara. Nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki
kondisi ekonomi yang relatif baik atau
stabil. Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi
dan perdagangan internasional (Triyono, 2008).
Penguatan nilai
tukar mata uang tidak selalu memiliki dampak yang positif terhadap perusahaan,
sama seperti pelemahan nilai tukar yang belum tentu berdampak negatifpada
perusahaan, sebab fluktuasi nilai tukar mata uang akan menyebabkan terjadinya
eksposur ekonomi dalam perdagangan bebas. Eksposur ekonomi adalah tingkat
dimana nilai sekarang arus kas perusahaan dipengaruhi fluktuasi kurs, transaksi
bisnis internasional yang memerlukan konversi mata uang mencerminkan eksposur
transakasi, eksposur transaksi terjadi saat perkiraan transaksi kas masa depan
suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs (Madura, 2006:413 dalam
Perdana dkk, 2014).
Judul makalah dipilih oleh penulis karena menarik perhatian untuk
dicermati dan dapat memberi paparan yang lebih jauh mengenai melemahnya nilai
rupiah terhadap ekspor yang mempunyai peran sangat besar bagi pertumbuhan
ekonomi disuatu negara.
B.
Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
Definisi Nilai Tukar atau Kurs
2.
Memaparkan Perkembangan Sistem
Nilai Tukar di Indonesia
3.
Menjelaskan Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
4.
Memaparkan Perkembangan Ekspor
5. Menjelaskan
lemahnya nilai tukar rupiah dan contoh kasus yang menyebabkan melemahannya
nilai tukar rupiah terhadapnilai ekspor
C. Manfaat
Dengan
disusunnya makalah ini, manfaat yang diharapkan untuk pembacaadalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui
Definisi Nilai Tukar atau Kurs
2. Mengetahui Perkembangan
Sistem Nilai Tukar
di Indonesia
3. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi
Nilai Tukar Mata Uang
4. Mengetahui Perkembangan Ekspor
5. Mengetahui
lemahnya nilai tukar rupiah dan contoh kasus yang menyebabkan melemahannya
nilai tukar rupiah terhadapnilai ekspor
BAB II
LANDASAN TEORI
Nilai Tukar
(Kurs)
Perdana dkk (2014) mendefinisikan
nilai tukar atau
kurs (foreign exchange rate)
adalah nilai mata
uang suatu negara relatif
terhadap nilai mata
uang negara lain. Karena
nilai tukar ini
mencakup dua mata uang,
maka titik keseimbangannya ditentukan oleh penawaran
dan permintaan dari
kedua mata uang tersebut. Triyono
(2008) mendefinisikan Kurs (Exchange
Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan
perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.
Nizar (2012) mengungkapkan naik-turunnya harga valuta
asing yang sekaligus menandai naik turunnya nilai rupiah akan sangat ditentukan
oleh perimbangan kebutuhan (permintaan) dengan ketersediaan valuta asing.
Apabila permintaan valuta asing lebih besar dari penawarannya(excess demand),
maka harga valuta asing akan naik. Artinya, dari sudut pandang nilai tukar
rupiah mata uang asing menjadi lebih mahal sehingga jumlah rupiah yang
dibutuhkan untuk mendapatkan valuta asing menjadi lebih besar.
Perkembangan Sistem
Nilai Tukar di Indonesia
Dalam sejarah
perekonomian Indonesia
sistem nilai tukar
di Indonesia pada
intinya
dikelompokkan menjadi
empat bagian. Penetapan sistem nilai tukar oleh Bank
Indonesia didasarkan pada berbagai pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan
kondisi ekonomi pada
saat itu. sistem nilai
tukar yang berlaku
di Indonesia sebagai berikut:
1) Sistem Nilai
Tukar Bertingkat (Multiple Exchange Rate System)
Sistem ini dimulai
sejak Oktober 1966 hingga
Juli 1971. Penggunaan
sistem ini
dilakukan dalam rangka
menghadapi berfluktuasinya
nilai rupiah serta
untuk
mempertahankan dan meningkatkan
daya saing yang hilang karena
adanya inflasi dua digit selama periode tersebut.
2) Sistem Nilai
Tukar Tetap (Fixed
Exchange Rate System)
Sistem yang berlaku
mulai Agustus 1971 hingga
Oktober 1978 ini
mengaitkan secara langsung nilai
tukar rupiah dengan dollar Amerika serikat. Pemberlakuan sistem
dilandasi oleh kuatnya posisi neraca
pembayaran pada kurun
waktu 1971-1978. Neraca pembayaran
tersebut kuat karena sektor
migas mempunyai peran
besar dalam penerimaan devisa
ekspor yang didukung oleh
peningkatan harga minyak
mentah (masa keemasan minyak).
3) Sistem Nilai
Tukar Mengambang Terkendali (Managed FloatingExchange Rate)
Sistem ini belaku
sejak November 1978 sampai
Agustus 1997. Pada
masa ini nilai
rupiah tidak lagi semata-mata
dikaitkan dengan dolar Amerika Serikat akan tetapi terhadap
sekeranjang mata uang asing (basket currency).
Pada periode ini telah
terjadi tiga kali
devaluasi yaitu pada bulan
November 1978, Maret
1983, dan September 1986.
Setelah devaluasi tahun
1986, nilai nominal rupiah
diperbolehkan terdepresiasi
sebesar 3-5% per tahun
untuk mempertahankan nilai tukar
riil yang lebih
baik. Bank Indonesia
melakukan intervensi di
pasar valuta asing karena
semata-mata untuk menjaga kestabilan nilai
tukar rupiah yang
lebih banyak ditentukan oleh
kekuatan pasar. Awalnya, penerapan sistem
nilai tukar mengambang
ini menyebabkan terjadinya gejolak
yang berlebihan (overshooting).
Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
Kurs keseimbangan nilai
tukar akan berubah sepanjang
waktu karena perubahan kurva permintaan
dan penawaran, berikut
adalah faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan kurva permintaan dan penawaran.
1) Tingkat Inflasi Relatif
Salah satu faktor
yang menyebabkan fluktuasi nilai
tukar mata uang
adalah tingkat inflasi relatif.
Tingkat inflasi relatif
adalah menurunnya suatu nilai
mata uang Perubahan pada tingkat
inflasi relatif dapat
mempengaruhi aktifitas
perdagangan internasional, yang
akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran suatu mata uang
dan karenanya mempengaruhi
kurs nilai tukar.
2) Suku Bunga Relatif
Perubahan pada
suku bunga relatif mempengaruhi investasi
pada sekuritas asing, yang
akan mempengaruhi permintaan
dan penawaran mata uang
dan karenanya mempengaruhi kurs
nilai tukar. Selama
periode tahun 1999 –
2000, suku bunga
Eropa relatif rendah dibandingkan
dengan suku bunga
AS. Perbedaan suku bunga ini membuat investor eropa terdorong untuk
menginvestasikan uangnya pada sekuritas dalam dollar. Aktivitas ini
menghasilkan sejumlah penawaran atas
euro pada pasar
mata uang asing dan
memberikan tekanan yang menurunkan nilai euro.
3) Tingkat Pendapatan Relatif
Faktor ketiga
yang mempengaruhi kurs mata
uang adalah tingkat
pendapatan relatif. Karena pendapatan
mempengaruhi jumlah permintaan
barang impor, maka pendapatan dapat mempengaruhi kurs mata uang. Perubahan
tingkat pendapatan juga dapat
mempengaruhi kurs nilai tukar
secara tidak langsung
melalui dampaknya pada suku
bunga.
4) Pengendalian Pemerintah
Pemerintah negara asing
dapat mempengaruhi kurs nilai
tukar dengan berbagai
cara, yaitu:
a) mengenakan batasan
pertukaran atas mata uang asing ; b) mengenakan batasan atas
perdagangan asing ;
c) mencampuri pasar
mata uang asing (dengan
membeli atau menjual
mata uang) ; d)
mempengaruhi variabel makro
seperti inflasi, suku bunga,
dan tingkat pendapatan.
5) Prediksi Pasar
Faktor selanjutnya adalah
prediksi pasar mengenai kurs
mata uang di
masa depan, seperti pasar keuangan
lain, pasar mata
uang asing juga bereaksi
terhadap berita yang
memiliki dampak dimasa depan.
Berita, adanya kemungkinan kenaikan inflasi AS menyebabkan
pedagang mata uang menjual dollar, sebagai antisipasi penurunan dollar dimasa
depan.
Ekspor
Ekspor merupakan bagian
yang sangat penting dalam
perekonomian sebuah negara, kegiatan ekspor
memberikan lapangan kerja
bagi banyak orang serta
menghasilkan devisa yang sangat diperlukan untuk membiayai
pembangunan suatu negara. Oleh
karena itu pengembangan ekspor sebagai
bagian yang tak
terpisahkan dari upaya untuk
meningkatkan perekonomian perlu mendapat perhatian khusus.
Dalam perdagangan internasional
kegiatan jual – beli
tersebut dinamakan transaksi
ekspor – impor, transaksi
ekspor impor adalah
transaksi jual beli produk antara pengusaha yang bertempat tinggal di
negara – negara
yang berbeda atau transaksi perdagangan
antara negara yang
satu dengan yang lain.
Secara yuridis ekspor
adalah kegiatan menjual barang dari dalam negeri ke luar peredaran Republik
Indonesia dan barang
yang
dijual harus
dilaporkan kepada direktorat
jendral bea dan cukai
departement keuangan, sedangkan impor secara
yuridis adalah kegiatan
membeli barang luar negeri
ke dalam peredaran
Republik Indonesia dan barang yang dijual harus dilaporkan kepada direktorat
jendral bea dan
cukai departement keuangan.
Ada
beberapa contoh kasus yang menyebabkan pelemahan nilai tukar dolar terhadap
niali ekspor yaitu :
1.
nilai tukar tidak pernah stabil,
2.
rupiah melemah
3.
faktor di luar
negeri mempengaruhi nilai tukar rupiah
4.
defisit neraca
ekspor-impor
5.
perlambatan
pertambahan ekonomi
BAB III
PEMBAHASAN
Problematika melemahnya nilai tukar rupiah
Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada
beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa
valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran keluar negeri
(impor). Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara
lain) makin besar kemampuan untuk impor makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing
cenderung meningkat dan harga mata uang sendiri turun. Demikian juga melemahnya
rupiah akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun kemudian akan menyebabkan
valuta asing naik.
Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah
menjadi masalah bagi Indonesia, yaitu mengakibatkan menurunya kesejahteraan
masyarakat. Bagi pelaku bisnis yang berbasis impor dengan pasar domestik.
Bagaimana tidak menjadi masalah, ketika terjadi nilai rupiah yang melemah
membuat terjadinya ketimpangan pada barang-barang ekspor dan perusahaan yang
berorientasi pada bahan baku impor. Dimana barang-barang ekspor Indonesia lebih
berdaya saing, namun disisi lain biaya menjadi tinggi terlebih biaya dari perusahaan
yang berhutang dalam dollar AS atau menggunakan bahan baku impor. Hal tersebut
dapat menggambarkan terdapat dampak positif dan dampak negatif yang terjadi
ketika nilai tukar rupiah melemah. Bagi pelaku bisnis yang berbasis impor
dengan berorientasi pada pasar domestik, melemahnya nilai tukar rupiah
berdampak terhadap meningkatnya biaya produksi.
Apabila kondisi ini terjadi dalam kurun waktu yang
lama, maka akan berdampak langsung pada penurunan nilai perusahaan. Jumlah
industri yang berorientasi pada bahan baku impor sangat banyak, bahkan dominan
dalam struktur industri nasional. Pada level pasar, harga produk akan
disesuaikan dengan cara menaikkan harga. Posisi ini berimplikasi pada indikator
stabilitas ekonomi makro, yaitu inflasi. Maka solusi utama yang harus dilakukan
agar rupiah tak terus tertekan adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan
dengan cara mulai membangun industri-industri substitusi impor. Dalam hal ini
pembangunan industri jaman Soekarno sebenarnya lebih visioner yaitu Soekarno membangun
PT Krakatau Steel dimana baja memang dibutuhkan sebagai bahan baku yang
strategis. Sayangnya sekarang PT Krakatau Steel sudah dijual. Kebijakan
industri Soekarno itu tampaknya tak diteruskan di jaman Orde Baru yang menempuh
jalan pintas dengan langsung membangun industri hilir berorientasi ekspor
padahal bahan baku dan barang modalnya masih impor. Nilai Tukar Rupiah terus melemah jauh melampaui
asumsinya di APBN-P 2015 yang dipatok Rp 12.500 per dolar. Nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS bahkan sempat menyentuh Rp 13.246 per dolar AS. Dampak
negatifnya adalah inflasi Indonesia akan naik lewat jalur kenaikan harga
abarang-barang impor. Seperti diketahui Indonesia sampai saat ini masih
tergantung pada barang-barang impor khususnya bahan baku dan barang-barang
modal. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan tertekannya daya beli masyarakat
khususnya masyarakat yang pendapatannya kecil dan tetap. Dampak negatif lain
adalah jika rupiah terus melemah terhadap dolar AS melebihi asumsi APBN maka
akan menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha. Harap maklum Asumsi nilai
tukar di APBN disamping penting bagi APBN itu sendiri, juga dianggap sebagai
patokan atau arah kebijakan makro ekonomi Indonesdia bagi dunia usaha. Ada 2
faktor yang menyebabkan rupiah melemah yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal adalah membaiknya ekonomi AS sehingga nilai tukar dolar AS
menguat terhadap semua mata uang lain. Faktor eksternal yang lain adalah isu
kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) untuk menarik dana insentif untuk
memperbaiki ekonomi AS karena ekonomi AS memang sudah membaik (dikenal sebagai
kebijakan Tappering Off). Sedangkan faktor internal dari Indonesia adalah terus
membengkaknya defisit neraca transaski berjalan yaitu ekspor dan
impor barang dan jasa. Kalau tahun 2012 defisit itu sebesar Rp 24,418 miliar,
meningkat menjadi Rp 29,115 miliar, dan meningkat lagi menjadi Rp 26,233 miliar
tahun 2014. Sebab defisit adalah naiknya impor bahan baku dan barang modal dan
pembayaran utang luar negeri.
Maka solusi utama yang harus dilakukan agar rupiah tak terus tertekan
adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan dengan cara mulai membangun
industri-industri substitusi impor. Dalam hal ini pembangunan industri jaman
Soekarno sebenarnya lebih visioner yaitu Soekarno membangun PT Krakatau Steel
dimana baja memang dibutuhkan sebagai bahan baku yang strategis. Sayangnya
sekarang PT Krakatau Steel sudah dijual. Kebijakan industri Soekarno itu
tampaknya tak diteruskan di jaman Orde Baru yang menempuh jalan pintas dengan
langsung membangun industri hilir berorientasi ekspor padahal bahan baku dan
barang modalnya masih impor.
Langkah lain adalah menarik pulang
devis hasil ekspor yang sekarang masih banyak parkir di bank-bank luar
negeridengan cara misalnya membebaskan pajak bunga deposito hasil ekspor
tersebut. Kepulangan devisa hasil ekspor sangat penting untuk meyangga cadangan
devisa Indonesia untuk kepentingan BI menstabilkan nilai tukar rupiah.
Daftar pustaka
Agustina,
Reny. 2014. Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai
Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal
Wira Ekonomi Mikroskil Volume 4, Nomor 02, Oktober 2014
Handoko. 2015. Rupiah Yang Mengejutkan. Http://Bisniskeuangan.Kompas.Com/Read/2015/10/10/171700526/Rupiah.Yang.Mengejutkan.
10 Oktober 2015
Izzudin. 2016. Rupiah Dibuka Masih Tak Berdaya. http://ekbis.sindonews.com/read/1078239/32/rupiah-dibuka-masih-tak-berdaya-1453173046. 19 januari 2016
Jansen, Rikho. 2015. Harga dolar vs rupiah hari ini 22 oktober 2015 : nilai tukar rupiah makin tertekan, open 13.739 !harga emas antam turun. http://news.hargatop.com/2015/10/22/harga-dolar-vs-rupiah-hari-ini-22-oktober-2015-nilai-tukar-rupiah-makin-tertekan-open-13-739-harga-emas-antam-turun/4117242.html, 22 oktober 2015
Kelen, Lusianus Heronimus Sinyo dan Pakereng,
Yulita Milla. 2009. Analisis Pergerakan Nilai Mata
Uang Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Dan Dolar Australia Pasca Tragedi
Ledakan Bom Hotel Jw Marriot Dan Ritz Carlton Di Jakart. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Kurniawan,
Anto. 2016. IHSG
Masih Memerah, Rupiah Siang Ini Balik Menguat. http://ekbis.sindonews.com/read/1078271/32/ihsg-masih-memerah-rupiah-siang-ini-balik-menguat-1453179906. diakses tanggal 19 januari 2016
Mukhlis,
Imam. 2011. Analisis Volatilitas Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap
Dolar. Journal of
Indonesian Applied Economics Vol. 5 No. 2 Oktober 2011, 172-182
Nizar,
Muhammad Afdi. 2012. The Effect Of
Tourism On Rupiah Exchange Rates. MPRA Paper No. 65629, posted 21. July
2015 04:27 UTC
Perdana, Dio
Putra. 2014. Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal (Idr) Terhadap Nilai Ekspor (Studi Pada Ekspor
Crude Palm Oil (Cpo) Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)| Vol. 17 No. 2
Desember 2014
Triyono
2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah
Terhadap Dollar Amerika.Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember
2008, hal. 156 – 167
Wibowo,
Satrio. 2012. Pengaruh Nilai Tukar, Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Indeks Saham Dow Jones terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 14, No. 2,
Agustus 2012, hlm 117-130
Tidak ada komentar:
Posting Komentar