Senin, 11 Januari 2016

  PENURUNAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH

Disusun Oleh 
DITA PRATIWI 
B200120400 / B


A.    LATAR BELAKANG
Dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, hubungan ekonomi antar negara akan menjadi saling terkait dan mengakibatkan terjadinya perubahan indikator makro dinegara lain, secara tidak langsung akan berdampak pada indikator suatu negara. Sistem nilai tukar mengambang penuh/bebas (freely foating) sistem yang dimulai sejak agustus 1997, posisi nilai rupiah terhadap mata uang dollar amerika ditentukan oleh mekanisme pasar. Sejak masa itu naik turunnya nilai tukar (fluktuasi) ditentukan oleh kekuasaan pasar.
Menurut Muchlas dan Alamsyah, dari hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dollar amerika pasca krisis dapat diketahui bahwa secara bersama-sama inflasi tingkat suku bunga JUB,BOP berpengaruh terhadap pergerakan rupiah terhadap dollar amerika. Hal ini menegaskan bahwa secara bersama-sama komponen makro ekonomi untuk membuat kebijakan yang melibatkan kurs mata uang asing. Secara parsial inflasi tingkat suku bunga JUB,BOP juga terbukti mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika, semakin memperkuat bahwa faktor-faktor makro ekonomi tersebut perlu diperhatikan dalam setiap kebijakan yang terkait dengan pergerakan mata uang.
Kerterbukaan ekonomi Indonesia telah membuat perekonomian dalam negeri, terutama negara mitra dagang yang termasuk kedalam kategori negara besar. Kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter masih sangat diperlukan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga dalam negeri karena dapat berdampak pada stabilitas nilai tukar rupiah .nilai tukar rupiah juga ditentukan oleh kinerja sektor riil yang artinya perlu terlibatnya banyak pihak untuk meningkatkan daya tawar rupiah.kinerja saham saham perusahaan didalam negeri dapat mempengaruhi keluar masuknya modal yang pada akhirnya menentukan posisi nilai tukar rupiah.
Menurut Kelen dan Pakereng, analisis pergerakan mata uang rupiah bahwa pergerakan kurs mata uang rupiah Indonesia terhadap dollar Amerika Serikat cenderung menguat (terapresiasi) selama satu bulan pasca tragedi ledakan bom hotel JW.MARRIOT dan RITZ CARLTON di Jakarta (21 Juli-14 agustus). Ledakan bom tersebut tidak membuat nilai tukar kurs melemah dan kepercayaan para pelaku bisnis internasional dari amerika serikat terhadap Indonesia masih tetap ada pasca ledakan bom.
Analisis volatilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar menurut Imam Mukhlis yaitu volatilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar amerika sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997/1998 menunjukkan pergerakan yang relatif rendah dan stabil. Hal ini sebagai akibat dari sistem nilai tukar yang dianut yang menerapkan sistem nilai tukar yang mengambang terkendali, dalam korteks ini intervasi dari otoritas moneter sangat dominan.dalam menjaga pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar amerikuang lokala agar tidak terlalu volatil. Kondisi nilai tukar mata uang setelah krisis ekonomi tahun 1997/1998 menunjukkan nilai tukar mata uang yang mengalami depresiasi terhadap mata uang dollar amerika dibandingkan dengan periode sebelum krisis ekonomi.
Pada periode setelah krisis ekonomi, volatilitas nilai tukar mata uang terhadap uang rupiah pada dollar amerika mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode waktu sebelum krisis ekonomi terjadi puncak dari volatilitas. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar terjadi pada periode 1997-1998 yang menandakan adanya kesenjangan antara penawaran dan permintaan terhadap mata uang asing dibanding dengan mata uang lokal, hal ini terjadi kareana ekspentasi masyarakat yang tidak rasional dalam menyikapi krisis yang terjadi sehingga perilaku ekonominya menjadi liar dan mencerminkan moral hazard yang tinggi. Berkenaan dengan dinamika yang terjadi pada perkembangan nilai mata uang rupiah terhadap dollar amerika tersebut maka dibutuhkan beberapa kebijakan diantaranya :
1.      Fokus kebijaksanaan terhadap stabilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika, dengan memperhatikan faktor ekspentasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian. Hal ini dapat dilakukan dengan mencermati pola kegiatan ekonomi masyarakat yang terjadi sehingga dapat lebih terkendali transaksi ekonominya.
2.      Diperlukan instrumen keuangan lain dalam rangka memperbanyak pilihan masyarakat dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, hal ini juga harus disertakan dengan memberikan insentif yang ada, yang lebih menarik sehingga dapat mengurangi konsentrasi terhadap salah satu instrument yang ada.

B.     PEMBAHASAN
1.      Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
Secara alami nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh kondisi penawaran-permintaan (supply-demand) pada mata uang tersebut. Jika  permintaan meningkat sementara penawarannya tetap atau menurun  nilai tukar mata uang akan naik, sebaliknya jika penawaran pada mata uang meningkat sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai mata uang itu akan melemah. Ada tiga faktor yang akan mempengaruhi :
a.       Keluarnya sebagian besar investasi portofolio asing dari Indonesia Keluarnya portofolio asing ini menurunkan nilai tukar rupiah karena dalam proseses ini investor asing menukar rupiah dengan mata uang utama dunia seperti Dollar AS untuk diputar dan di investasikan ke negara lain. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan penawaran atas mata uang rupiah, peristiwa  tersebut akan simetris dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang akan cenderung turun sejalan dengan kecenderungan penurunan dari rupiah.
b.      Faktor yang menyebabkan tingginya penawaran dan rendahnya permintaan atas rupiah adalah neraca perdagangan Indonesia yang defisit, ekspor lebih kecil daripada import. Sehingga impor tersebut yang menggunakan mata uang utama dunia (misalnya dollar ) akan menaikkan penawaran atas mata uang negara impotir karena dalam impor biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang negara asal.
c.       Faktor kultur budaya kita yang bersifat konsumtif dan boros serta public policy terkait hutang, karena pemerintah akan kesulitan berhutang didalam negeri, maka kekuranganya akan dilakukan dengan berhutang kepada luar negeri.
d.      Dampak penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan terutama bagi mereka yang menggunakan dollar dalam setiap transaksi bisnisnya. Selain perusahaan, industri-industri yang  menggunakan bahan baku impor juga ikut merasakan dampak negatifnya. Perusahaan industri yang terancam tutup, pegawainya bisa di PHK dan pertumbuhan ekonomi akan terancam terlambat. Selain itu beban hutang negara dan swasta akan menjadi semakin berat dengan lemahnya kurs rupiah. Dimana pemerintah dalam menjalankan pembangunan negara sering kali perlu berhutang baik pada suatu lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi.
Ø  Ada kebijakan-kebijakan yang bisa diterapkan pemerintah untuk mencegah melemahnya nilai rupiah dan menjaga nilai rupiah tetap stabil. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:
a.       Memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiahterhadap dollar dengan mendorong ekspor dan keringanan pajak kepada industri tertentu.
b.      Menjaga pertumbuhan ekonomi rill.
c.       Menjaga jual beli, pemerintah berkoordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi.
d.      Mempercepat investasi.
e.       Menjaga kestabilan kondisi ekonomi dan politik.

Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dollar Amerika pasca krisis dapat diketahui, bahwa secara bersama-sama inflasi tingkat suku bunga JUB,BOP berpengaruh pada pergerakan rupiah terhadap dollar amerika. Secara umum faktor-faktor  yang mempengaruhi nilai tukar dan hubungannya dengan faktor-faktor atau kondisi faktor fundamental, faktor analisis, faktor psikologi dan faktor spekulasi dan permintaan mata uang yang dipengaruhi oleh :
a.       Posisi neraca pembayaran atau balance of payment.
Neraca pembayaran adalah ukuran semua transaksi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu. Neraca pembayaran dibagi menjadi dua komponen yaitu neraca berjalan dan neraca modal. Neraca berjalan adalah ukuran perdagangan barang dan jasa internasional suatu negara, sedangkan Neraca modal mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka penedek dan jangka panjang. Investasi luar negeri jangka panjang mengukur semua investasi modal antar negara.
b.      Selisih tingkat inflasi.
Inflasi sebagai suatu kondisi dimana pendapatan nasional meningkat jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan meningkatnya barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian. Inflasi mencakup tiga aspek antara lain tendency, sustained dan general level of prince. Ketika terjadi kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dan besar disuatu negara akan menyebabkan meningkatnya impor dinegara tersebut terhadap berbagai barang dan jasa diluar negeri.
c.       Selisih tingkat suku bunga.
Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan nilai investasi disuatu negara baik berasal dari investor domestik maupun investor asing, khususnya pada jenis-jenis investasi portofolio yang umumnya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga akan berpengaruh pada perubahan permintaan dan penawaran dipasar domestik.

d.      Nilai ekspor dan impor.
Didalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, bahwa valuta asing diperlukan guna melakukan pembayaran atas perdagangan antar negara baik impor maupun ekspor. Ketika transaksi pembayaran dilakukan akan melibatkan valuta namun disisi lain, demand mata uang domestik akan menyusul meningkat. Tingginya permintaan mata uang domestik akan berdampak pada apresiasi ata uang domestik terhadap mata uang asing.

2.      Volatilitas Nilai tukar Rupiah
Salah satu persoalan ekonomi yang sulit dimengerti, semenjak krisis keuangan berkenaan dengan persoalan nilai tukar rupiah yang disebabkan belum ada kesepakatan apalagi kepastian tentang berapa sebenarnya nilai yang wajar dapat dianggap tepat. Akibatnya setiap waktu masyarakat selalu mempersoalkannya, karena jika nilai tukar rupiah menguat maka banyak pihak yang takut demikian juga jika nilai tukar rupiah melemah.
Dengan demikian, jika nilai tukar rupiah melemah akan mempersulit posisi produktifitas para industriawan, karena akan terbebani biaya usaha yang semakin besar sebagai akibat dari usaha mereka yang sangat tergantung pada sumber daya komponen impor sehingga akan mempersulit kemampuan produk ekspor negara. Beberapa sumber yang menyebabkan volatiitas nilai tukar diantaranya adalah ditentukan oleh kekuatan-kekuatan internal dan eksternal dari suatu negara. Dari sisi internal ditentukan oleh perkembangan pendapatan masyarakat, tingkat inflasi, arah kebijakan moneter terhadap jumlah penawaran uang serta tingkat suku bunga, Sedangkan dari sisi eksternal disebabkan oleh kekuatan pelaku dipasar keuangan global, sehingga akan sulit dikendalikan oleh keuangan otoritas negara. Oleh karena itu, kebijakan suku bunga yang tinggi sudah seharusnya dikoreksi oleh otoritas moneter pada posisi yang wajar dalam kaitannya dengan kepentingan sektor ekonomi real yang produktif.

C.     KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas penurunan nilai tukar rupiah yang disebabkan atas rekomendasi yang diajukan dapat disimpulkan bahwa nilai tukar rupiah tidak lepas dari hubungan variable tingkat inflasi, tingkat suku bunga, neraca perdagangan, hutang publik, ekspor-impor, kondisi ekonomi dan politik tingkat pendapatan rill. Disamping itu perlu adanya disiplin yang ketat dalam mengendalikan jumlah uang beredar oleh BI sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia karena faktor ini ternyata memiliki pengaruh yang signifikan pada perubahan nilai tukar mata uang yang beredar, maka diharapkan target tingkat nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar amerika dapat dicapai atau didekati pada kurs yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Agustina dan Reny. 2014. Pengaruh ekspor, impor, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi terhadap cadangan devisa Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill vol.4 No.2
Cahya, P.F.P, Suwendra, I Wayan dan Yudiaatmaja, F. 2015. Pengaruh nilai tukar rupiah dan inflasi terhadap indeks harga saham sektor properti dan real estate yang tercatat di BEI tahun 2011-2013. E-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha jurusan manajemen vol.3
Djulius, Horas dan Nurdiansyah, Yudi. 2014. keseimbangan jangkapendek dan jangka panjang nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika. ISSN: 1411-514x (print)/ISSN: 2355-7737 (online), vol.13 No.1 hal 13-20 Trikonomika.
Ginting, Ari M. 2013. Pengaruh nilai tukar tehadap ekspor Indonesia the influence of exchangerate on Indonesia`s exports. P3DI, bidang ekonomi dan kebijakan publik.
Kelen, Lusianius H.S dan Pakereng, Milla Y. Analisis pergerakan nilai mata uang rupiah terhadap dolar amerika serikat dan dolar australia pasca tragedi ledakan bom hotel jw marriot dan ritz carlton di Jakarta. STIE kristen wira wacana sumba.
Liauw, JS dan Wijaya, T. Analisis pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI. STIE MDP
Muchlas, Zainul dan Alamsyah, Rahman A. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar amerika serikat pasca krisis (2000-2010). Jurnal JIBEKA vol.9 No.1 februari 2015:76-86.
Nizar, Muhammad Afdi. Pengaruh jumlah turis dan devisa pariwisata terhadap nilai tukar rupiah.
Oktavia, A.L, Sentosa, S.U dan Aimon, H. 2013. Analisis kurs dan money supply di Indonesia. Jurnl kajian ekonomi vol.1 No.2
Pambudi, Andika, Juanda B dan Priyarsono, D.S. 2014. Penentu keberhasilan redenominasi mata uang: pendekatan historis dan eksperimental. buletin ekonomi moneter dan perbankan vol.17 No.2
Rohmanda, D, Suhadak dan Topowijono. Pengaruh kurs rupiah, inflasi, dan bi rate terhadap harga saham (studi pada indeks sektoral BEI 2005-2013). Jurnal fakultas ilmu adminitrasi Universitas Brawijaya.
Triyono. 2008. Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika. Jurnal ekonomi pembangunan vol.9 No.2 hal 156-167.
Wuryandani, Dewi. 2013. Kebijakan pemerintah dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah. Ekonomi dan kebijakan publik vol.v No.17/I/P3DI/september/2013.
Yeniwati. Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika. Fakultas ekonomi Universitas Negeri Padang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar